Bangsa kita terlalu bangga dengan demokrasi, bangsa kita terlalu antusias dengan apa yang dinamakan politik demokrasi atau demokrasi politik. Kebanggan itu kadang menjadi berlebihan, sehingga apa saja dalam kehidupan bangsa ini dipolitisir, akibatnya segala sesuatunya bernuansa politik. Kekuatan politik mungkin saja dapat disebut salah satu simbol kekuatan Indonesia. Namun, yang jadi pertanyaan adalah apakah itu kekuatan politik membangun atau malah kekuatan politik menghancurkan.
Dingeri kita ini, politik dijadikan alat
untuk mencapai keinginan, politik kadang menjadi raja lalim yang
menjajah sesamanya. Apakah ini merupakan bibit kehidupan bangsa kita
pasca berakhirnya kekuasaan kolonial belanda, atau memang tabiat bangsa
kita ingin tampil namun bertindak keliru?
Fenomena bangsa kita adalah, "GAGAL". Gagal
dalam mendidik moral anak bangsa, gagal mengawasi pengurus negara yang
bertindak sesuka hati. Dimana keberanian kita menetapkan kebenaran?
Dimana kemampuan kita untuk merdeka dari ketidakadilan, Dimana wibawa
kita sebagai negara yang berdaulat, memiliki hukum dan undang-undang,
nyatanya kedaulatan tidak lagi dihargai oleh pendaulatanya, hukum dan
undang-undang direvisi untuk menguatkan kepentingan.
Bila raja berpolitik, tentu itu merupakan
kemajuan. Artinya, raja membuka dirinya untuk kehidupan politik, namun
bila politik menjadi raja, tentu hal ini sebuah kemunduran. Lihatlah
negara-negara damai yang digempur kekuatan politik, hancur
berkeping-keping menyisakan reruntuhan moral, apakah hal seperti pantas
dinegeri kita?